Pengusaha Galangan Kapal Optimis Capai Kesuksesan
Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha galangan kapal mengaku optimis mampu mencapai target pertumbuhan 10% pada tahun ini meski daya saing produksi di dalam negeri melemah akibat beban pajak impor komponen kapal.
Julius Tangketasik, Sekretaris Jenderal Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), mengatakan pada semester I/2013 pertumbuhan industri galangan kapal ini tidak sampai menyentuh angka 5%.
“Kalau diberikan insentif harusnya sih bisa tercapai [target pertumbuhan], apalagi Negara kita kan negara kelautan yang membutuhkan kapal sebagai transportasi dan alat kerja berbagai sektor. Kami optimis saja,” katanya kepada Bisnis, Senin (16/9/2013).
Dia menjelaskan melemahnya daya saing produksi disebabkan oleh harga kapal dalam negeri lebih mahal daripada harga kapal buatan luar negeri. Menurutnya ada kebijakan pemerintah yang tidak sinkron dalam sektor industri galangan kapal.
“Kapal impor dibebaskan dari PPN, sedangkan komponen kapal impor kena PPN 10%. Padahal untuk memproduksi kapal di Indonesia, kami masih perlu impor bahan dan komponennya. Pembebanan pajak pada komponen ini, otomatis membuat harga kapal di sini jatuhnya lebih mahal,” jelas Julius.
Lanjut Julius, dengan harga kapal yang lebih mahal tersebut membuat daya saing produksi dalam negeri pun melemah. Sementara itu, galangan kapal di wilayah Batam justru bebas dari pajak bila megimpor bahan dan komponennya, sehingga harga kapal yang dibuat di Batam lebih murah 15% -20%.
“Jadi di wilayah lain sulit bersaing dengan yang di Batam, apalagi dengan kapal impor,” katanya.
Iperindo, katanya, sudah meminta insentif atau pembebasan pajak impor komponen kapal kepada pemerintah.
Selain itu, Iperindo juga meminta pemerintah untuk mengupayakan agar ada investor yang mau membuat industri khusus komponen kapal dalam negeri, mengingat jumlah industri komponen kapal yang sedikit dan masih tergabung dalam galangan kapal.
Ditambah lagi, kondisi Rupiah yang masih terpuruk membuat biaya produksi kapal pun meningkat karena ketergantungan bahan dan komponen kapal impor. (ra)
Editor : Johansyah Eko Triyono - PPNS